BERBAGI INFORMASI UNIK,MENARIK, UP-DATE DAN MENGHIBUR, DISINILAH TEMPATNYA

12 Jun. 2013

PENYIAR YANG HANDAL

TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

 MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff - body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
 4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

TEKNIK VOKAL
penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality). Diafragma! Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
 a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
 c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada. Intonasi! Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.
Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya. Aksentuasi! Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”. Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya! Speed! Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan. Artikulasi! Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation).

Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi. Be Yourself! Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain. Ceria! Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer! Hangat! Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.* Skill yang harus dikuasai seorang wartawan itu yang utama adalah teknik jurnalistik, meliputi teknik reportase (meliput, wawancara, dan menulis berita/feature/artikel), penguasaan masalah yang diliput/ditulis, dan ketaatan pada kode etik jurnalistik. Ringkasnya, saya ulang: teknik jurnalistik, pemahaman bidang liputan, dan ketaatan pada kode etik. Teknik jurnalistik itu harus dilatih, diasah. Minimal, seorang wartawan pernah mengikuti diklat jurnalistik untuk memahami dan menguasai teknik peliputan/wawancara dan penulisan berita.

Menulis berita itu ada aturan mainnya, seperti penulisan judul berita, lead atau teras berita, dan isi berita (body). Prinsip penulisan 5W+1H harus dipahami betul agar berita itu lengkap (bukan panjang), terus kode etik penulisan berita, seperti asas berimbang, covering both side, praduga tak bersalah, dan sebagainya. Dalam peliputan, dalam hal ini teknik wawancara, wartawan harus menguasai ilmu/teknik wawancara, misalnya memahami latar belakang masalah/peristiwa (penguasaan bidang liputan), agar nanti tidak salah persepsi atau salah tulis, dan dalam wawancara jangan pernah “dengan kepala kosong” (tidak paham materi wawancara). Dalam peliputan/wawancara, wartawan harus mampu fleksibel, adaptasi dengan situasi, dan “tahan banting”. Soal kode etik, ini yang membedakan antara wartawan sejati dengan wartawan gadungan. Wartawan profesional pasti menaati kode etik jurnalistik, seperti tidak menerima/memburu “amplop” dari narasumber.

 Wartawan itu pekerjaan orang profesional, seperti halnya dokter dan pengacara, yang harus taat pada kode etik. Jika wartawan tidak menaati kode etik, berarti bukan wartawan profesional. Menjadi wartawan itu adalah panggilan jiwa, bukan keterpaksaan. Karenanya, dalam diri wartawan harus selalu ada semangat, antusiasme, untuk mengabarkan apa saja yang penting diketahui oleh publik. Peran wartawan/media adalah menginformasikan (to inform), menghibur (to entertaint), mendidik (to educate), dan mengawasi kinerja pemerintah dan perilaku masyarakat (social control) agar taat asas dan tertib dalam melaksanakan perannya. Ada yang mengatakan, wartawan adalah pengecam (hal-hal yang melanggar hukum), pendidik, penguasa, sekaligus “guru bangsa” (kalo gak salah Napoleon tuh yang bilang gitu, nanti deh dicek dan diupdate, lupa…). Wasalam.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking